Patah
hati bukanlah merupakan permasalahan yang sepele karena ada orang yang
meninggal akibat di tinggal oleh pasangannya. Beberapa penelitian yang
membuktikannya yaitu pada tahun 1969 Parkes et al menerbitkan buku
berjudul ” Broken Heart: A Statistical Study of Increased Mortality
among Widowers “. Buku tersebut dibuat berdasarkan penelitian orang yang
telah ditinggal pasangannya.
Salah satu pembahasan dalam buku
tersebut yakni jika seorang pria kehilangan istrinya maka Ia akan
diprediksi meninggal dalam waktu enam bulan lebih cepat.
Pada
tahun 60an dan 70 an banyak janda dan duda yang meninggal 7-12 bulan
kemudian setelah pasangannya meninggal. Sebanyak 90% penduduk Clifornia
meninggal dua tahun kemudian setelah ditinggal pasangannya.
Baru-baru
ini juga telah dilakukan penelitian di University of Glasgow yang
menemukan bahwa sebanyak 30% janda dan duda meninggal 6 bulan kemudian
setelah ditinggal pasangannya.
Mengapa hal ini bisa terjadi ?
Sebuah
studi pada tahun 2005 menyatakan bahwa stres emosional dapat
menyebabkan manusia meninggal lebih cepat. Seorang ahli jantung, Ilan
Wittstein mengatakan stres dapat berakibat seperti penyakit jantung. EKG
mereka tidak normal, kinerja darah tidak normal, namun ketika di
periksa, semua itu terlihat normal. Tidak ada penyumbatan di pembulu
darah arteri.
Dalam pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
stres bisa menyebabkan manusia meninggal lebih cepat. Kejadian ini
biasanya di alami ketika seseorang sedang mengalami patah hati.
(news.internet-positif/choir)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment